Kamis, 08 Desember 2016

KULIAH UMUM FITOGEOGRAFI

halooo....haloooo

saya kembali lagi di blog ini, yang setelah sekian lama blog ini off, terbengkalai dan tidak dibelai sama sekali, blog sepertinya dia membutuhkan belaian saya lagi,.,ehh maksudnya apa ya ini???wkwkwkwkwkwkwk....nglucu dikit boleh lah ya biar gk garing kayak goreng ikan asin hehehehe..

okee kembali ke rencana awal yaaa...disini aku cuma mau sharing mengenai perkuliahanku minggu lalu,,ehh minggu lalu atau minggu kapan ya??pastinya bukan minggu depan dehh,,waktu itu perkuliahan makul fitogeografi yang dosen pengampunya bapak  Atus Syahbudin, S.Hut., M.Agr., Ph.D. nahh perkuliahan hari itu berbeda dari biasanya. Beliau menghadirkan dosen tamu dari Filipina yaitu Tomas D. Reyes Jr., dosen dari The Bohol Island State University, dengan moderator dari luar negeri jugaa yaitu James C. Bethune hal yang di bahas dalam perkuliahan itu adalah mengenai berbagai macam ilmu dalam mempelajari fitogeografi. tapii seperti biasa lahh namanya juga dosen tamu dari luar negeri pasti dalam berkomunikasi selalu menggunakan bahasa asing dan hal itu juga cukup membuat saya roaming dalam memahami penjelasan beliau..hehe..

dan banyak yang menarik di bahas dalam kuliah umum kali itu,, seperti mengetahui jenis-jenis tanaman magrove dan bagainama mengetahui ciri-cirinya sekaligus dan yang gk boleh ketinggalan nihhhh adalah kita harus bisa menemukan metode sendiri dalam mempelajari fitogeografi supaya mudah untuk dipahami,,soalnya setiap orang kan memiliki karakter yang berbeda-beda dan cara dalam memahami sesuatu yang berbeda-beda pula,,sehingga menurut saya cara mudah dalam mempelajari fitogeografi adalah dengan cara praktek langsung di lapangan untuk melihat ciri-ciri atau morfologinya,,hal itu bagi ku lebih mudah untuk dapat memahaminya.

kesannya saat kuliah umum kali itu adalah menjadi lebih tau ternyata mempelajari fitogeografi itu sebenarnya gk susah, cuma butuh jam terbang aja yang tinggi,. pilot kali yaa pake jam terbang wkwkwk tapi itu bener lhoo bukan isu bukan gosip kalau seseorang bisa memahami dan mengerti akan suatu persoalan harus memiliki jam terbang atau pengalaman yang tinggi biar nglotokk di luar kepala..

pesannya untuk kuliah umum kemaren adalah mantabbbbsbssss,

Kamis, 06 Oktober 2016

Mahasiswa Bukan Rata-rata



Semua orang menginginkan kesuksesan. Semua orang menginginkan keberhasilan. Semua orang menginginkan segala yang diinginkan selalu dimudahkan dalam proses mendapatkannya. Namun, semua itu tidak bisa didapatkan semudah seseorang membalikkan telapak tangan. Semua itu butuh proses, ketrampilan, kesabaran dan tekad yang kuat untuk meraihnya. Sebagai mana, seperti yang di kemukakan oleh para narasumber pada seminar “Mahasiswa Bukan Rata-Rata” jumat, 23 september 2013 di Grha Sabha Permana UGM. Para narasumber tersebut menceritakan satu persatu cerita hidupnya untuk dapat berada pada fase SUKSES yang diperolehnya saat ini. Mereka memiliki jalan ceritanya masing-masing dalam menggapai kesuksesan. Berikut ini merupakan penuturan para narasumber pada seminar tersebut.

·         Dr. Wikan Sakarinto, S. T., M. Sc., Dekan Vokasi Universitas Gadjah Mada
Dr. Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc menuturkan bahwa menjadi mahasiswa harapannya harus mempunyai softskill. Karena tidak hanya dari IPK saja mahasiswa bisa meraih kesuksesan dan dimudahkan dalam mencari pekerjaan di dunia kerja.namun, selebihnya di butuhkan mental, inovasi, dan softskill yang mumpuni, Sehingga Mahasiswa tersebut tidak mudah tergerus oleh putaran zaman. Selain itu, Dekan dari Vokasi UGM ini juga menuturkan bahwa perlunya untuk menbuat “jaringan atau network” sebagai faktor penunjang untuk meraih kesuksesan.

·         Rehan Abdul Salam, Owner Cokles.
Rehan Abdul Salam merupakan Lulus Fakultas Teknologi Pertanian UGM ini merupakan wirausahawan yang sukses membangun “kerajaan bisnis”nya sendiri yaitu sebagai owner dari COKLES yang telah memiliki banyak cabang yang tersebar di berbagai tempat. Rehan menuturkan bahwa kesuksesan yang ia peroleh membutuhkan kerja keras yang sangat kuat. Ia menceritakan, sebelum ia bisa membuka outlet cokles di berbagai tempat tersebut, awalnya ia membuka usaha cokles dengan gerobak dorong hingga pada suatu saat ia sampai di usir dari tempatnya ia berjualan yang berada di kawasan UNY dikarenakan usahanya tersebut dirasa menganggu daerah Universitas karena terlalu ramai, Ujarnya. Ia juga pernah merasakan rugi bahkan ditipu namun ia tidak pernah merasa putus asa dan selalu berfikir mencari inovasi baru untuk dapat mengembangkan usahanya tersebut.  Hingga lahirnya outlet cokles yang saat ini telah membuka cabang di berbagai tempat di kota-kota besar seperti Yogyakarta, Semarang dan Solo dengan omset yang sangat menggiurkan.

·         Atus Syahbudin, S.Hut., M.Agr., Ph. D. Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada
Lain halnya cerita dari Atus Syahbudin, S.Hut., M.Agr., Ph. D. Selaku Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Menurut beliau, seorang mahasiswa bisa mendapatkan penghasilan yang cukup dengan cara “mengasah otaknya”. Apa maksud hal tersebut? Yaitu untuk mahasiswa dapat memperoleh penghasilan dari beasiswa. Untuk memperoleh beasiswa tersebut mahasiswa dituntut untuk selalu meningkatkan nilai akademiknya, Karena semakin tinggi nilai yang didapat, akan semakin tinggi pula nominal uang yang masuk ke pundi-pundi mahasiswa. Untuk beberapa mahasiswa hal ini merupakan hal yang cukup sulit. Namun, bila ada tekad yang kuat, hal itu bukan menjadi halangan yang berarti bagi mahasiswa.

            Dan pada seminar “Mahasiswa Bukan Rata-Rata” ini, juga dihadirkan sebagai narasumber 2 mahasiswa berprestasi di UGM, yaitu Yusuf Fajar P. Mahasiswa Fakultas Kehutanan yang merupakan Atlet Silat Berprestasi di Porsenigama dan Mokhamad Ali Zaenal Abidin Ketua BEM Universitas Gadjah Mada. Keduanya juga menceritakan bahwa untuk menjadi mahasiswa yang bukan rata-rata perlu adanya kerja keras, latihan yang tekun, percaya diri, tekad yang kuat dan yang utama adalah adanya keinginan untuk bisa meraih kesuksesan.


Ciri-Ciri Buah dan Biji di Lapangan


Buah

 
Struktur Morpologi Buah
1)   Monokotil : Keras, licin, bulat, dan mempunyai warna hijau & kuning. Contoh, buah kelapa.
2)   Dikotil : Tidak keras, licin, lonjong, dan mempunyai warna hijau & kuning. Contoh, buah mangga.
Struktur Anatomi Buah
1)    Monokotil : Epikarp, mesocarp, dan endokarp.
2)    Dikotil : Epikarp, mesocarp, dan endokarp.


  • Pada umumnya buah berkembang dari bagian alat kelamin betina (putik) yang disebut bakal buah yang mengandung bakal biji. Buah yang lengkap tersusun atas biji, daging buah, dan kulit buah. Kulit buah yang masih mudah belum mengalami pemisahan jaringan. Setelah masak, kulit buah ada yang dapat dibedakan menjadi tiga lapisan, yaitu epikarp, mesokarp, dan endokarp.
1)    Epikarp merupakan lapisan luar yang keras dan tidak tembus air, misalnya buah kelapa.
2)    Mesokarp merupakan lapisan yang tebal dan berserabut, misalnya bersabut (kelapa), berdaging (mangga dan pepaya).
3)    Endokarp merupakan lapisan paling dalam yang tersusun atas lapisan sel yang sangat keras dan tebal, misalnya tempurung (kelapa), berupa selaput tipis (rambutan).

BIJI


Struktur Morpologi Biji

1)    Monokotil : Kecil, licin, dan berkeping satu.
2)    Dikotil : Kecil, licin, dan berkeping dua.
Struktur Anatomi Biji
1)    Monokotil : Seed coat, endosperm, cotyledon, epicotyl, and radicle.
2)    Dikotil : Seed coat, cotyledon, epicotyl, and hypocotil.


  • Biji merupakan bagian tumbuhan yang terbentuk dari hasil pembuahan (fertilisasi) yang terletak di dalam bakal buah. Di dalam bakal buah terdapat bakal biji. Di dalam bakal biji terdapat embrio yang merupakan calon individu.
  • Setiap embrio di dalam bakal biji terdiri atas akar lembaga, daun lembaga, dan batang lembaga.
1)    Akar lembaga (radikula), merupakan calon akar.
2)    Daun lembaga (kotiledon), merupakan daun pertama pada tumbuhan. Berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis sebelum daun sebenarnya terbentuk. Bagian ini juga berfungsi untuk menimbun makanan
3)    Batang lembaga, dibedakan menjadi ruas batang di atas daun lembaga dan ruas batang di bawah daun lembaga. Daun lembaga dan batang lembaga sering juga disebut plumula (puncak lembaga)
  • Pada Angiospermae, bakal biji terbungkus oleh daun buah, sedangkan pada Gymnospermae tidak.
  • Biji berfungsi sebagai penyimpan cadangan makanan dan alat pemencar tumbuhan. Pemencar biji dapat terjadi dengan bantuan angin, air, kelelawar, dan manusia.
1)    Angin, contoh : kapuk
2)    Air, contoh : kelapa
3)    Kelelawar, contoh : sawo kecik
4)    Manusia contoh : kina dan berbagai jenis tumbuhan yang bernila ekonomi.

Perbedaan tipe tepi daun bergigi dan bergerigi


a.       Bergerigi (serratus), jika sinus dan angulus sama lancipnya, misalnya pada daun lantana (Lantana camara L.), kumis kucing (Orthosiphon spicatus).
Contoh :

Daun lantana (Lantana camara L.)       

          daun kumis kucing (Orthosiphon spicatus)

b.     Bergerigi ganda atau rangkap (biserratus), tepi daun seperti daun bergerigi, tetapi angulusnya cukup besar dan tepinya bergerigi lagi, misalnya pada daun sinterong (Erechthites valerianifolia).
Contoh :

Daun sinterong (Erechthites valerianifolia).

c.       Bergigi (dentatus), jika sinus tumpul sedangkan angulasnya lancip, misalnya pada daun beluntas (Pluchea indica Less.).
Contoh :

Daun beluntas (Pluchea indica Less.)